Memanfaatkan Focus Groupsebagai Landasan Strategi Bisnis
Ikhtisar
- Focus group merupakan salah satu metode pengumpulan feedback dari konsumen yang lebih bermanfaat dibanding survei semata, karena terdapat komunikasi dua arah dan sudut pandang yang beragam.
- Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan diskusi focus group:
- Menentukan tujuan dan partisipan
- Menyiapkan perjanjian dan kompensasi
- Kamu perlu melakukan lebih dari satu sesi diskusi focus group dengan partisipan berbeda-beda untuk menarik kesimpulan. Bila tidak banyak feedback baru yang diraih, itu artinya sesi diskusi sudah cukup.
Menciptakan produk yang tepat untuk pasar bukan hal mudah. Kamu bisa memiliki ide yang hebat, tapi ketika diimplementasikan ternyata tak sesuai harapan.
Begitu pula dengan taktik marketing. Terkadang sulit untuk memprediksi strategi apa yang cocok kamu terapkan meski sudah melalui berbagai analisis.
Kunci untuk menghilangkan keragu-raguanmu ada pada tangan konsumen. Dengan meminta feedback pada konsumen nyata, kamu bisa mendapatkan berbagai wawasan (insight) yang mungkin selama ini tidak terpikirkan.
Kamu perlu paham bahwa metode pencarian feedback bisa bermacam-macam tergantung insight yang kamu butuhkan
Cara mendapatkan feedback konsumen yang populer adalah lewat survei. Tapi karena survei bersifat satu arah, kamu hanya bisa mendapat insightgenerik yang dangkal. Sebagai contoh, dari survei kamu bisa tahu produk apa yang populer di pasaran, tapi sulit untuk menggali apa alasan mereka memilih suatu merek dibanding merek lainnya.
Bukan berarti survei sama sekali tak berguna, tapi kamu perlu paham bahwa metode pencarian feedback bisa bermacam-macam tergantung insight yang kamu butuhkan. Bila kamu butuh insight mendalam, focus group bisa jadi metode alternatif yang lebih baik.
Riset pasar dengan cara diskusi
Focus group adalah metode riset kualitatif dengan cara menempatkan sekelompok orang dari audiens target dalam diskusi yang terarah. Dalam diskusi ini, kita mengajak konsumen berbincang-bincang secara santai, namun dengan topik fokus pada brand, produk, atau strategi pemasaran yang ingin kita terapkan.
Kekuatan focus group terletak pada interaksinya yang tidak satu arah. Setiap partisipan bebas bertanya, berkomentar, atau mengobrol dengan anggota lain. Kamu juga bisa memberi pertanyaan lanjutan untuk menggali pemikiran konsumen lebih dalam. Semua proses ini akan memunculkan berbagai insight yang mungkin tak terpikirkan olehmu.
Ada lima langkah yang perlu kamu siapkan untuk melakukan diskusi focus group, yaitu:
- Menentukan tujuan. Sesuai namanya, dalam focus group kamu harus menentukan fokus tujuan mengapa diskusi berlangsung. Semakin konkret tujuanmu, semakin berguna feedback yang kamu dapatkan.
- Menentukan partisipan. Tidak semua elemen masyarakat perlu hadir di focus group. Pahami demografis konsumen yang sesuai dengan produkmu.
- Merekrut partisipan. Kamu bisa merekrut konsumen lewat media sosial, koneksi bisnis, email, atau jalur-jalur lainnya. Pilihan lain adalah menyewa agensi yang menyediakan jasa focus group discussion.
- Siapkan perjanjian. Pastikan para partisipan memberikan pernyataan suka rela terhadap kegiatan focus group. Tentukan juga informasi apa yang kamu minta, dan bagaimana/di mana kamu menggunakan informasi itu. Legalitas sangat penting!
- Berikan kompensasi. Kamu meminta konsumen untuk meluangkan waktu serta pikiran. Sudah sepantasnya kamu memberi kompensasi. Bentuknya bisa uang tunai, barang, ataupun voucer.
Diskusi sebaiknya singkat dan terarah
Diskusi focus group adalah diskusi yang ringan namun serius. Kamu harus menjaga jangan sampai diskusi itu menjadi berlarut-larut sehingga melelahkan. Caranya dengan mempersiapkan terlebih dahulu pertanyaan yang akan kamu tanyakan sebelum kegiatan berlangsung.
Susun pertanyaan dengan struktur sedemikian rupa sehingga mendorong terjadinya diskusi yang aktif. Kamu bisa membagi pertanyaan ke dalam tiga jenis, antara lain:
- Engagement, yaitu pertanyaan-pertanyaan ringan di awal untuk memancing pemikiran partisipan.
- Exploration, yaitu pertanyaan spesifik yang “menyerang” inti permasalahan.
- Exit, pertanyaan penutup yang berguna untuk menarik kesimpulan, merekap acara, dan memastikan semua topik sudah dibahas.
Sebaiknya kamu juga membatasi jumlah pertanyaan, misalnya sepuluh pertanyaan per sesi diskusi. Durasi diskusi 45-60 menit cukup ideal, namun bila lebih dari itu, sediakan camilan serta waktu untuk beristirahat.
Terkadang dalam sebuah diskusi ada orang yang sangat aktif sehingga mendominasi pembicaraan, sementara orang lainnya terlalu pasif. Perilaku ini perlu kamu perhatikan. Pastikan semua orang mengutarakan pendapat. Bila ada partisipan yang pasif, cobalah untuk melemparkan pertanyaan padanya.
Kamu bisa membuat diskusi terarah dengan bimbingan moderator. Tapi dalam beberapa kasus, focus group bisa berupa diskusi terbuka. Menggunakan lebih dari satu moderator juga boleh saja, misalnya untuk membantu mencatat/merekam, atau membuat diskusi dengan format debat. Berpikirlah kreatif!
Bergerak sesuai kebutuhan konsumen
Jumlah sesi focus group yang kamu adakan bisa bervariasi, tapi umumnya tiga atau empat kali diskusi sudah cukup memunculkan berbagai insight. Saat ide-ide dan pendapat yang muncul sudah mulai redundan (sama/berulang-ulang) atau ketika tidak ada ide baru lagi, artinya jumlah sesi diskusi sudah cukup.
Setelah itu, pilah-pilah pendapat para partisipan agar lebih mudah dianalisis. Secara umum kamu bisa membagi ide-ide ke dalam empat sentimen:
- Positif,
- Negatif,
- Tak peduli (indifferent), atau
- Tidak tahu (unaware).
Dari sentimen-sentimen tersebut, kamu akan mengetahui langkah apa yang sebaiknya diambil atau dihindari, dan apa alasannya. Sesuaikan strategi bisnis serta perancangan produkmu dengan kebutuhan konsumen, maka kamu akan lebih mudah meraih kesuksesan.
Secara keseluruhan focus group bukan metode yang sulit, tapi pelaksanaannya memang membutuhkan waktu, tenaga, serta biaya. Apabila kamu benar-benar tidak punya dana untuk focus group, kamu bisa menggantinya dengan wawancara bersama beberapa konsumen terpilih.
Mirip dengan focus group, wawancara dapat menggali insight secara mendalam dan fokus pada topik tertentu. Tentu hasilnya akan berbeda karena jumlah partisipan tak sebanyak focus group. Tapi pada akhirnya kamu harus memilih metode apa yang cocok dengan kondisi perusahaanmu, termasuk kondisi keuangan. Selamat mencoba!
Sumber: Google Primer
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar