Rabu, 24 Oktober 2018

Memanfaatkan Focus Groupsebagai Landasan Strategi Bisnis

Ikhtisar
  • Focus group merupakan salah satu metode pengumpulan feedback dari konsumen yang lebih bermanfaat dibanding survei semata, karena terdapat komunikasi dua arah dan sudut pandang yang beragam.
  • Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan diskusi focus group:
    • Menentukan tujuan dan partisipan
    • Menyiapkan perjanjian dan kompensasi
  • Kamu perlu melakukan lebih dari satu sesi diskusi focus group dengan partisipan berbeda-beda untuk menarik kesimpulan. Bila tidak banyak feedback baru yang diraih, itu artinya sesi diskusi sudah cukup.

Menciptakan produk yang tepat untuk pasar bukan hal mudah. Kamu bisa memiliki ide yang hebat, tapi ketika diimplementasikan ternyata tak sesuai harapan.
Begitu pula dengan taktik marketing. Terkadang sulit untuk memprediksi strategi apa yang cocok kamu terapkan meski sudah melalui berbagai analisis.
Kunci untuk menghilangkan keragu-raguanmu ada pada tangan konsumen. Dengan meminta feedback pada konsumen nyata, kamu bisa mendapatkan berbagai wawasan (insight) yang mungkin selama ini tidak terpikirkan.
Kamu perlu paham bahwa metode pencarian feedback bisa bermacam-macam tergantung insight yang kamu butuhkan
Cara mendapatkan feedback konsumen yang populer adalah lewat survei. Tapi karena survei bersifat satu arah, kamu hanya bisa mendapat insightgenerik yang dangkal. Sebagai contoh, dari survei kamu bisa tahu produk apa yang populer di pasaran, tapi sulit untuk menggali apa alasan mereka memilih suatu merek dibanding merek lainnya.
Bukan berarti survei sama sekali tak berguna, tapi kamu perlu paham bahwa metode pencarian feedback bisa bermacam-macam tergantung insight yang kamu butuhkan. Bila kamu butuh insight mendalam, focus group bisa jadi metode alternatif yang lebih baik.

Riset pasar dengan cara diskusi

Focus group adalah metode riset kualitatif dengan cara menempatkan sekelompok orang dari audiens target dalam diskusi yang terarah. Dalam diskusi ini, kita mengajak konsumen berbincang-bincang secara santai, namun dengan topik fokus pada brand, produk, atau strategi pemasaran yang ingin kita terapkan.
Kekuatan focus group terletak pada interaksinya yang tidak satu arah. Setiap partisipan bebas bertanya, berkomentar, atau mengobrol dengan anggota lain. Kamu juga bisa memberi pertanyaan lanjutan untuk menggali pemikiran konsumen lebih dalam. Semua proses ini akan memunculkan berbagai insight yang mungkin tak terpikirkan olehmu.
Market Research | Research Needs
Ada banyak alasan melakukan riset, yang mana milikmu? | Sumber Gambar: Survey Gizmo
Ada lima langkah yang perlu kamu siapkan untuk melakukan diskusi focus group, yaitu:
  • Menentukan tujuan. Sesuai namanya, dalam focus group kamu harus menentukan fokus tujuan mengapa diskusi berlangsung. Semakin konkret tujuanmu, semakin berguna feedback yang kamu dapatkan.
  • Menentukan partisipan. Tidak semua elemen masyarakat perlu hadir di focus group. Pahami demografis konsumen yang sesuai dengan produkmu.
  • Merekrut partisipan. Kamu bisa merekrut konsumen lewat media sosial, koneksi bisnis, email, atau jalur-jalur lainnya. Pilihan lain adalah menyewa agensi yang menyediakan jasa focus group discussion.
  • Siapkan perjanjian. Pastikan para partisipan memberikan pernyataan suka rela terhadap kegiatan focus group. Tentukan juga informasi apa yang kamu minta, dan bagaimana/di mana kamu menggunakan informasi itu. Legalitas sangat penting!
  • Berikan kompensasi. Kamu meminta konsumen untuk meluangkan waktu serta pikiran. Sudah sepantasnya kamu memberi kompensasi. Bentuknya bisa uang tunai, barang, ataupun voucer.

Diskusi sebaiknya singkat dan terarah

Diskusi focus group adalah diskusi yang ringan namun serius. Kamu harus menjaga jangan sampai diskusi itu menjadi berlarut-larut sehingga melelahkan. Caranya dengan mempersiapkan terlebih dahulu pertanyaan yang akan kamu tanyakan sebelum kegiatan berlangsung.
Susun pertanyaan dengan struktur sedemikian rupa sehingga mendorong terjadinya diskusi yang aktif. Kamu bisa membagi pertanyaan ke dalam tiga jenis, antara lain:
  • Engagement, yaitu pertanyaan-pertanyaan ringan di awal untuk memancing pemikiran partisipan.
  • Exploration, yaitu pertanyaan spesifik yang “menyerang” inti permasalahan.
  • Exit, pertanyaan penutup yang berguna untuk menarik kesimpulan, merekap acara, dan memastikan semua topik sudah dibahas.
Sebaiknya kamu juga membatasi jumlah pertanyaan, misalnya sepuluh pertanyaan per sesi diskusi. Durasi diskusi 45-60 menit cukup ideal, namun bila lebih dari itu, sediakan camilan serta waktu untuk beristirahat.
Group Chat | Photo
Terkadang dalam sebuah diskusi ada orang yang sangat aktif sehingga mendominasi pembicaraan, sementara orang lainnya terlalu pasif. Perilaku ini perlu kamu perhatikan. Pastikan semua orang mengutarakan pendapat. Bila ada partisipan yang pasif, cobalah untuk melemparkan pertanyaan padanya.
Kamu bisa membuat diskusi terarah dengan bimbingan moderator. Tapi dalam beberapa kasus, focus group bisa berupa diskusi terbuka. Menggunakan lebih dari satu moderator juga boleh saja, misalnya untuk membantu mencatat/merekam, atau membuat diskusi dengan format debat. Berpikirlah kreatif!

Bergerak sesuai kebutuhan konsumen

Jumlah sesi focus group yang kamu adakan bisa bervariasi, tapi umumnya tiga atau empat kali diskusi sudah cukup memunculkan berbagai insight. Saat ide-ide dan pendapat yang muncul sudah mulai redundan (sama/berulang-ulang) atau ketika tidak ada ide baru lagi, artinya jumlah sesi diskusi sudah cukup.
Setelah itu, pilah-pilah pendapat para partisipan agar lebih mudah dianalisis. Secara umum kamu bisa membagi ide-ide ke dalam empat sentimen:
  1. Positif,
  2. Negatif,
  3. Tak peduli (indifferent), atau
  4. Tidak tahu (unaware).
Sentiment Analysis | Illustration
Bagi pendapat partisipan berdasarkan sentimennya | Sumber Gambar: Form Titan
Dari sentimen-sentimen tersebut, kamu akan mengetahui langkah apa yang sebaiknya diambil atau dihindari, dan apa alasannya. Sesuaikan strategi bisnis serta perancangan produkmu dengan kebutuhan konsumen, maka kamu akan lebih mudah meraih kesuksesan.

Secara keseluruhan focus group bukan metode yang sulit, tapi pelaksanaannya memang membutuhkan waktu, tenaga, serta biaya. Apabila kamu benar-benar tidak punya dana untuk focus groupkamu bisa menggantinya dengan wawancara bersama beberapa konsumen terpilih.
Mirip dengan focus group, wawancara dapat menggali insight secara mendalam dan fokus pada topik tertentu. Tentu hasilnya akan berbeda karena jumlah partisipan tak sebanyak focus group. Tapi pada akhirnya kamu harus memilih metode apa yang cocok dengan kondisi perusahaanmu, termasuk kondisi keuangan. Selamat mencoba!
Sumber: Google Primer
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)







"3 Kiat Mengatasi Algoritme Instagram di Tahun 2018"






Perubahan algoritme media sosial yang terjadi belakangan ini tidak hanya berdampak besar kepada para penggunanya saja, tetapi juga para pelaku digital marketing di berbagai penjuru dunia. Perubahan ini berlaku di hampir semua media sosial populer, mulai dari Facebook, Twitter, hingga Instagram.
Senada dengan Facebook, Instagram yang sangat populer di kalangan pengguna smartphone juga baru-baru ini merombak algoritmenya. Tak lagi menampilkan konten secara kronologis, tampilan konten di antarmuka (Feed) tiap pengguna kini terkesan acak dan kurang relevan dibanding dulu.
Lantas apa saja yang perlu kamu pertimbangkan agar strategi pemasaranmu di Instagram bisa berjalan efektif? Berikut adalah tiga hal yang perlu kamu perhatikan berdasarkan laporan platform digital marketing Later.
Instagram on iPhone | Featured

Fokus gapai tingkat engagement tinggi

Algoritme Instagram kini mementingkan faktor engagement (keterlibatan) para pemakainya terhadap suatu konten dibanding kronologi waktu pengunggahan. Faktor tersebut mencakup:

  • Jumlah Like,
  • Komentar,
  • Durasi sebuah video ditonton,
  • Share,
  • Pengiriman pesan lewat Direct Message, dan
  • Sejumlah interaksi lainnya.
Urutan foto dan video dalam Feed Instagram pada akun milikmu didasarkan pada sejarah ketertarikanmu terhadap suatu jenis konten, hubunganmu dengan orang yang mengunggah konten, dan ketepatan waktu saat konten tersebut dipublikasikan.
Ketika sebuah konten memperoleh banyak interaksi, algoritme Instagram akan menganggap konten tersebut berkualitas tinggi. Algoritme kemudian cenderung memunculkan konten tersebut pada Feed para pengguna lainnya, yang kemudian berpotensi dilihat oleh lebih banyak orang lagi.

Perilaku algoritme tersebut mendorong agar kreator lebih kreatif dalam mengemas konten. Mereka perlu membuat konten yang meninggalkan kesan kuat kepada audiensnya agar para follower terdorong melakukan interaksi.
Sejumlah cara bisa dilakukan demi memperoleh interaksi dari follower. Beberapa di antaranya adalah mengemas konten sebaik mungkin, memanfaatkan format konten selain gambar seperti video, animasi bergerak, hingga penulisan teks caption yang menarik guna mengundang Like dari follower.
Setidaknya tunjukkan perhatian kamu pada mereka dengan membubuhkan Like pada komentar pengguna
Seberapa aktif dirimu menjalin interaksi dengan audiens juga dapat meningkatkan nilai engagement. Sebisa mungkin jangan melewatkan komentar pada konten yang kamu unggah, meski komentar tersebut disampaikan pada konten lama.
Jika kamu mendapati komentar yang tidak memerlukan tanggapan, setidaknya tunjukkan perhatian kamu pada mereka dengan membubuhkan Like pada komentar pengguna.

Berdayakan fitur Stories

Sudah bukan rahasia jika Facebook tengah fokus pada pengembangan fitur video instan, atau dikenal dengan nama Stories di hampir semua platform media sosial yang mereka kelola. Meski kemunculannya cukup kontroversial karena dianggap menjiplak fungsi serupa pada Snapchat, namun tak dapat dipungkiri bahwa fitur tersebut sangat populer hingga mampu jadi lebih unggul.
Meski tidak ada tanggapan resmi dari Instagram, algoritme di dalamnya dipercaya ikut memperhitungkan segala interaksi yang terjadi di Stories. Interaksi yang dimaksud mulai dari pengiriman pesan, hingga saat konten buatanmu diteruskan (forward) kepada pengguna lainnya.
Trik untuk menyiasati algoritme ini adalah memanfaatkan fungsi interaktif pada Instagram Stories secara efektif
Semakin banyak pengguna berinteraksi dengan kiriman Stories Instagram yang kamu buat, semakin besar pula kemungkinan konten milikmu akan muncul di halaman Feed mereka.
Salah satu trik untuk menyiasati algoritme ini adalah memanfaatkan fungsi interaktif pada Instagram Stories secara efektif. Kamu bisa memberikan pesan ajakan untuk berkirim pesan, memanfaatkan fitur polling, atau menyertakan tautan situs web (hanya tersedia untuk akun tipe bisnis yang telah memiliki jumlah follower lebih dari 10.000 orang).

Hashtag Instagram | Screenshot

Sertakan hashtag yang benar-benar relevan

Walaupun terdapat segelintir perubahan, namun Instagram masih memperhitungkan beberapa indikator lama. Salah satunya adalah penggunaan hashtag ke dalam caption konten yang relevan.
Kejadian shadow banning yang ramai diperbincangkan 2017 lalu mungkin membuatmu gentar menggunakan hashtag untuk memancing follower baru. Walaupun demikian, pemanfaatan hashtag tetap merupakan salah satu cara efektif untuk mendapatkan follower, sekaligus meningkatkan engagement ke dalam topik yang sedang naik daun di Instagram.
Algoritme Instagram menyukai penggunaan hashtag secara spesifik dan relevan terhadap konten. Dalam perkembangan teknologi computer learning saat ini, algoritme tersebut bisa jadi akan lebih pintar dalam mengamati relevansi hashtag dengan sebuah konten dibanding dulu.

Sejauh ini algoritme Instagram masih berpusat pada faktor keterlibatan atau engagement, dan ini tampaknya akan terus berlanjut di masa depan. Meski begitu, Facebook bisa saja diam-diam menghadirkan perubahan mendadak, hingga berpotensi mengubah strategi pemasaran di media sosial yang sebelumnya telah jamak digunakan.
Hal tersebut mendorong para Social Media Strategist perlu terus beradaptasi, jeli membaca situasi di lapangan, dan menakar kualitas serta relevansi sebuah konten agar bisa mencapai target yang ingin dicapai. Selalu andalkan Instagram Analytics dan beragam aplikasi pendukung yang bisa kamu pakai untuk menguji apa saja strategi yang bekerja (dan apa yang tidak) agar brand kamu tetap berjaya di media sosial tanpa perlu tergantung pada iklan berbayar.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)



"4 Cara Meningkatkan User Engagement Pada Website"




Tingkat user engagement pada sebuah situs web adalah salah satu indikator penting untuk menentukan peringkat di mesin pencari. Jumlah trafficpengunjung tidak akan berarti banyak jika kamu gagal mendorong mereka untuk berinteraksi.
Memancing reaksi pengunjung juga merupakan langkah krusial dalam proses konversi. Jika tidak ada user engagement, akan sulit meyakinkan pengunjung untuk membeli atau berlangganan produk yang kamu tawarkan.
Sebenarnya ada beberapa langkah sederhana yang bisa langsung kamu terapkan untuk meningkatkan user enggagement di website.

Dengarkan audiensmu

User Engagement | Listen to the User
Semakin kamu mendengarkan pengunjung, semakin kamu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan mereka | Sumber: Pexels
Mengadakan polling dan survei merupakan cara efektif untuk mengukur tingkat user engagement serta seberapa baik kamu mempertahankannya. Lewat kegiatan ini, kamu bisa mendapat insight berupa metrik dari aktivitas pengunjung situs web.
Tentu saja, ada berbagai tool analitik untuk membantumu mendapatkan data berbagai metrik, seperti jumlah traffic dan demografis pengguna. Namun upaya polling dan survei akan memberikan informasi yang lebih mendalam berupa data tentang motif dan kebutuhan pengunjung.
Untuk mempraktekkan hal ini, kamu tidak perlu repot mengirimkan email ke tiap pengujung. Cukup dengan menyelipkan polling atau survei di dalam web lalu minta sedikit waktu mereka untuk mengisinya. Setelah itu, analisis data yang kamu kumpulkan untuk mengetahui minat dan kebutuhan pengunjung.
Kamu juga kini memiliki data awal untuk melakukan peningkatan kualitas website. Hilangkan fitur yang sekiranya kurang mendapat perhatian pengunjung, dan tingkatkan kualitas fitur yang mereka gemari.

Gunakan desain layout yang simpel

User Engagement | Simple Design
Tech in Asia mendengarkan suara audiens kami dan merancang website sesuai dengan kebutuhan pengguna kami
Coba bayangkan kamu sebagai seorang pengunjung situs web. Tentu kamu tidak akan nyaman melihat tampilan yang berantakan dengan berbagai banner iklan. Untuk menghindari ini, pengelola web harus memperhatikan seluruh elemen agar tetap seimbang dan menarik — termasuk sisi desain.
Layout yang simpel akan mempertajam fokus dari elemen penting yang ada di website. Selain itu, desain yang minimalis akan mempersingkat waktu muat dari sebuah halaman web. Aspek pengalaman berselancar pengguna lewat perangkat mobile juga penting untuk kamu perhatikan. Jangan sampai layout website terlihat berantakan di browser smartphone.
Salah satu tren yang dapat kamu terapkan adalah desain situs one-page website, di mana seluruh elemen web berada dalam satu halaman. Selain akan mempermudah nevigasi pengunjung, desain ini juga terlihat rapi di versi mobile.

Manfaatkan reward dan insentif

User Engagement | Happy User
Berikan insentif kepada pengguna untuk meningkatkan interaksi mereka di website | Sumber: Pexels
Siapa yang tidak tertarik dengan “gratisan”? Jangan heran jika para pengunjung sampai rela mengisi survei atau data diri ketika ada imbalan e-book gratis atau free trial dari sebuah layanan. Lewat aksi giveaway, kamu bisa menunjukkan penghargaanmu terhadap interaksi para pengunjung.
Mulailah dengan melakukan beberapa hal simpel seperti penggunaan leaderboard dan badge. Cara-cara tersebut bisa memancing pengguna lebih aktif berinteraksi di website. Kamu bisa memberikan produk gratis atau voucer kepada pengguna yang berhasil masuk ke dalam leaderboard atau memiliki badge. 
Dengan memberikan insentif kepada pengunjung, secara tidak langsung kamu telah meningkatkan loyalitas dan peluang menggaet pelanggan baruSebuah laporan menyebutkan dengan menawarkan hal-hal kecil secara gratis, para pelaku bisnis dapat menjaga tingkat user engagement.

Bagikan pengetahuan kepada pengunjung

User Engagement | Share Your Knowledge
Jangan takut untuk berbagi pengetahuan dengan audiensmu! | Sumber: Pexels
Tidak sedikit perusahaan yang enggan membagi pengetahuan yang mereka miliki. Mereka khawatir nantinya pengguna “kabur” setelah mengetahui “rahasia dapur” perusahaan. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun coba kamu jawab pertanyaan ini: mengapa masih ada restoran yang ramai padahal buku resep sudah bertebaran di mana-mana?
Semakin banyak pengetahuan yang kamu bagikan kepada audiens, semakin banyak juga hal positif yang kamu dapat. Beberapa komunitas online justru terkenal karena rutin membagikan pengetahuan kepada audiens. Hal ini akan membuat pengunjung terus kembali ke website untuk berbagi pengetahuan.
Tak jarang jika suka dengan konten web, pengunjung akan dengan senang hati membagikannya ke sosial media dan menjadi pemasar potensial.
 ,
Apabila bisnismu bergerak di bidang lead generation, tunjukkan kemampuanmu melalui berbagai panduan serta e-book. Hal ini akan meningkatkan otoritas bisnismu di mata pengunjung.
Jika bisnismu berkaitan dengan e-commerce, sisihkan waktu untuk membuat ulasan singkat dari sebuah produk. Nantinya jangan heran jika pengguna kembali datang kepadamu untuk meminta saran sebelum membeli produk.

Apa pun caramu memancing interaksi pengunjung website, kamu akan membutuhkan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna. Kamu bisa saja menjejalkan situs web yang kamu buat dengan berbagai kata kunci untuk mendapatkan traffic. Namun hal ini tidak berarti jika traffictersebut tidak dapat dikonversi menjadi keuntungan bagi bisnis.
Situs web yang kamu miliki adalah pintu terdepan dari identitas bisnismu di dunia maya. Pastikan kamu telah menerapkan strategi terbaik untuk meningkatkan user engagementJangan takut untuk bereksperimen dengan berbagai metode untuk menemukan strategi yang paling cocok bagi bisnismu.
(Diedit oleh Fairuz Rana Ulfah)