Rabu, 18 Oktober 2017

Tipe Tipe Keputusan

# Teori Keputusan



     Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia dihadapkan pada persoalan dimana dia harus mengambil keputusan. Mulai yang sederhana seperti misalnya memutuskan untuk memperpanjang waktu tidur di pagi hari dengan segala resiko yang akan dihadapai, sampai hal-hal yang sulit bahkan komplek.

***
 
     Keputusan ini dapat bersifat pribadi maupun sosial atau bersifat jangka pendek maupun jangka panjang yang mau tidak mau harus diputuskan, bahkan tidak mengambil keputusanpun adalah bagian dari keputusan itu sendiri.

***

     Dalam bidang pengambilan keputusan, ilmu statistika mempunyai peran yang sangat penting dimana dari jaman awal mula peradaban manusia seperti mengelompokkan benda-benda, atau adanya permainan “astragali” pada jaman mesir kuno, bahkan kaisar romawai Claudius (10 SM – 54 M) telah menulis buku yang berjudul “Bagaimana Menang dengan Dadu”. Seiring dengan perkembangannya, ilmu statistika telah mengembangkan cabang statistik baru yaitu teori keputusan statistika.

***

     Ilmu ini berkembang sejak tahun 1950-an yang terilhami atau dipelopori oleh sejak abad ke-18 oleh Thomas Bayes, sehingga banyak yang menyebutkan teori keputusan statistika sebagai statistik Bayesian. Statistik ini berfokus pada proses pengambilan keputusan yang berbeda dengan statistik klasik yang terfokus pada estimasi parameter dan statistik seperti menerapkan nilai rata-rata hitung, ukuran penyebaran, interval kepercayaan dan pengujian hipotesis.
Setiap pengambilan keputusan selalu akan menghadapai empat keadaan, yaitu :
a)      Kepastian (certainty)
b)      Ketidakpastian (uncertainty)
c)       Risiko (risk)
d)      Konflik (conflict)

***

     Teori keputusan dalam ilmu statistik berhubungan dengan resiko dan ketidak pastian.
Keputusan dengan kondisi kepastian terjadi apabila semua informasi yang dijadikan dasar keputusan tersedia dan valid atau informasi bersifat sempurna dan tidak biasa.

***


     Keputusan dalam kondisi ketidak pastian menunjukkan kondisi suatu keputusan tidak mempunyai informasi yang sempurna dan probabilitas suatu kejadian tidak diketahui.

***

     Keputusan dalam kondisi beresiko terjadi apabila suatu keputusan tidak mempunyai informasi yang sempurna, namun mempunyai kemungkinan atau probabilitas suatu peristiwa akan terjadi.
Keputusan dalam kondisi konflik yaitu keputusan dimana terdapat dua atau lebih kepentingan.

***


     Terhadap kepentingan tertentu memiliki skala prioritas, sehingga keputusan dapat diterima oleh semua pihak. Setiap keputusan dalam statistika mempunyai elemen yang terdiri dari :
a)      tindakan atau alternatif yang tersedia
b)      state of nature  yaitu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dihindati atau dikendalikan oleh pengambil keputusan
c)        hasil atau payoff dari setiap alternatif keputusan

***

     Pilihan atau alternatif adalah membuat setiap keputusan mempunyai minimal dua atau lebih peristiwa atau kejadian.State of nature mengambarkan suatu keadaan atau kondisi di luar kendali dari pengambil kebijakan.

***

     Kondisi demikian terjadi karena kondisi yang dijadikan dasar pada saat pengambilan keputusan, sudah berubah akibat dari kejadian yang luar biasa.

***

     Hasil atau payoff yaitu kombinasi hasil dari setiap alternatif dan kondisi yang akan terjadi, misalnya pada saat memutuskan untuk berinvestasi tanah, maka jika kondisi baik harga akan naik 20% dan kondisi buruk bisa rugi.

***

     Hubungan elemen-elemen dalam keputusan (peristiwa, tindakan dan hasil) menurut Lind (2002) adalah sebagai berikut :
–          Peristiwa : Ketidakpastian berkenaan dengan kondisi mendatang. Pengambil keputusan tidak mempunyai kendali terhadap kondisi mendatang.
–          Tindakan : Dua atau lebih alternatif dihadapi pengambil keputusan. Pengambil keputusan harus mengevaluasi alternatif, memilih alternatif dengan kriteria tertentu.
–          Hasil : kondisi dimana terjadi sesuai dengan diinginkan atau positif, tidak sesuai dengan yang diinginkan atau negatif dan atau tidak terjadi perubahan atau tetap.

***

Dua kondisi pengambilan keputusan :
  • Pengambilan keputusan Beresiko,  memperhatikan:
a)      nilai yang diharapkan (expected value-EV). Nilai EV yang tinggi merupakan keputusan yang terbaik.
b)     memperhatikan kehilangan kesempatan terbaik (expected opportunity loss-EOL). Nilai dengan EOL terendah adalah keputusan yang terbaik.
c)      memperhatikan informasi yang sempurna (expected value of perfect informations-EVPI). EVPI memperhatikan faktor informasi yang sempurna sehingga dapat mengoptimalkan tingkat keuntungan.
  • Pengambilan keputusan dalam Ketidakpastin, beberapa cara untuk mengambil keputusan diantaranya :
a)      Kriteria Laplace yaitu memberikan probabilitas yang sama terhadap setiap kejadian.
b)     Kriteria Maximin yaitu memilih peristiwa yang pesimis dan memilih alternatif yang terbaik.
c)      Kriteria Maximax yaitu memilih peristiwa yang optimis dan memilih alternatif yang terbaik.
d)     Kriteria Hurwicz yaitu membuat koefisien optimis yang mengukur berapa keyakinan terhadap peristiwa optimis dan sebaliknya pesimis.
e)     Kriteria Regret yaitu menentukan hasil dengan opportunity loss, dan mencari nilai yang terendah dari regret maksimum.

***

     Salah satu alat yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam teori keputusan adalah “Diagram Pohon Keputusan / Decision Tree” yang berguna untuk menyusun beberapa alternatif dengan hasil bersyarat (conditonal payoff), keputusan yang terbaik adalah dengan nilai EV yang tertinggi.



  •  Contoh Kasus


  • Pak Darwin adalah seorang manager keuangan PT.Arta. Pekerjaan pada divisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestassikan serta mengolah keuangan pada PT Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus menghitung dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan secara cermat.



STUDI KASUS



  • Situasi:

     Banyak organisasi memperkenalkan strategi manajemen talenta dengan menempelkannya pada struktur yang sudah ada dalam organisasi.  Studi kasus ini menggambarkan suatu pendekatan di mana strategi manajemen talenta menjadi bagian integral dari struktur organisasi dan menjadi basis bagi pengembangan strateginya.
Dalam kasus ini perusahaan menginginkan secepatnya karyawan bertanggung jawab memberi laba nyata bagi perusahaan. Apabila berhasil, setelah kemampuan karyawan berkembang, perusahaan memberi tanggung jawab yang lebih besar lagi. Falsafah pengembangan tanggung jawab ini digabungkan dengan konsep yang disebut sebagai “fully burdened profit center”.
Dalam konsep ini, profit center menanggung biaya langsung plus biaya overhead korporat yang dialokasikan kepada profit center tersebut. Biaya overhead tersebut, bersama dengan pendapatan yang dihasilkan masing-masing profit center, digunakan untuk menghitung posisi laba rugi bulanan. Hasil kumulatif profit center dalam suatu divisi menghasilkan laba rugi divisi dan kumulatif laba rugi divisi menghasilkan laba rugi Grup.



***



  • Solusi

     Strategi yang diambil perusahaan adalah merekrut karyawan lulusan pendidikan S1 untuk memberi tenaga baru dengan kapasitas intelektual yang diinginkan.
Tahun pertama bagi karyawan baru adalah mengikuti kombinasi pelatihan teknis dengan mendapatkan pengalaman di lapangan di profit center. Pada awal tahun, masing-masing profit center mengidentifikasi lulusan S1 yang dibutuhkan, dengan menanggung biaya perekrutan dan pelatihan.
Program perekrutan karyawan baru dikelola oleh Departemen SDM Grup, yang juga memonitor perkembangan karyawan yang direkrut sejak awal tahun. Salah satu sasaran dari proses ini adalah mengidentifikasi pola dan tren yang akan membantu memastikan proses seleksi awal dapat mengidentifikasi karakteristik karyawan yang baru direkrut yang membuat kemajuan terbaik dari segi pengembangan karier.
     Bagi mereka yang sudah berada dalam perusahaan yang telah lolos program pelatihan, proses pengembangan karier membawa mereka melewati serangkaian peningkatan level tanggung jawab untuk mencapai hasil tertentu. Inilah strategi manajemen talenta instrinsik yang diperkuat dengan budaya perusahaan. Ketika seorang karyawan berhasil menunjukkan kemampuan untuk menjalankan suatu level tanggung jawab tertentu – misalnya sebagai pemimpin tim atau manajemen proyek – mereka berhak untuk menerima peran dengan lingkup tanggung jawab yang lebih besar dan lebih luas.
     Mereka menjadi sangat akrab dengan perencanaan keuangan dan pemodelan laba karena mereka juga menjadi bagian dari proses perencanaan anggaran tahunan.
Pada tahap tertentu dalam karier mereka maju ke hadapan panel promosi. Salah satu sasaran panel ini adalah untuk memastikan bahwa karyawan berkinerja tinggi di divisi-divisi tidak akan terlewat untuk mendapat kesempatan memegang peran eksekutif pada bagian lain yang perlu diisi.














Sumber :
  • http://andihm.weblog.esaunggul.ac.id/2014/04/04/teori-keputusan/
  • https://i-kuliah.blogspot.co.id/2016/03/tipe-keputusan-manajemen.html
  • https://ghinaislamiah.wordpress.com/2015/01/01/studi-kasus-manajemen-organisasi/
  • https://www.scribd.com/document/346178889/contoh-kasus-pengambilan-keputusan-docx