# Teori Keputusan
Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia dihadapkan pada persoalan
dimana dia harus mengambil keputusan. Mulai yang sederhana seperti
misalnya memutuskan untuk memperpanjang waktu tidur di pagi hari dengan
segala resiko yang akan dihadapai, sampai hal-hal yang sulit bahkan
komplek.
***
Keputusan ini dapat bersifat pribadi maupun sosial atau
bersifat jangka pendek maupun jangka panjang yang mau tidak mau harus
diputuskan, bahkan tidak mengambil keputusanpun adalah bagian dari
keputusan itu sendiri.
***
Dalam bidang pengambilan keputusan, ilmu statistika mempunyai peran
yang sangat penting dimana dari jaman awal mula peradaban manusia
seperti mengelompokkan benda-benda, atau adanya permainan “astragali”
pada jaman mesir kuno, bahkan kaisar romawai Claudius (10 SM – 54 M)
telah menulis buku yang berjudul “Bagaimana Menang dengan Dadu”. Seiring
dengan perkembangannya, ilmu statistika telah mengembangkan cabang
statistik baru yaitu teori keputusan statistika.
***
Ilmu ini berkembang sejak tahun 1950-an yang terilhami atau
dipelopori oleh sejak abad ke-18 oleh Thomas Bayes, sehingga banyak yang
menyebutkan teori keputusan statistika sebagai statistik Bayesian.
Statistik ini berfokus pada proses pengambilan keputusan yang berbeda
dengan statistik klasik yang terfokus pada estimasi parameter dan
statistik seperti menerapkan nilai rata-rata hitung, ukuran penyebaran,
interval kepercayaan dan pengujian hipotesis.
Setiap pengambilan keputusan selalu akan menghadapai empat keadaan, yaitu :
a) Kepastian (certainty)
b) Ketidakpastian (uncertainty)
c) Risiko (risk)
d) Konflik (conflict)
***
Teori keputusan dalam ilmu statistik berhubungan dengan resiko dan ketidak pastian.
Keputusan dengan kondisi kepastian terjadi apabila semua informasi
yang dijadikan dasar keputusan tersedia dan valid atau informasi
bersifat sempurna dan tidak biasa.
***
Keputusan dalam kondisi ketidak pastian menunjukkan kondisi suatu
keputusan tidak mempunyai informasi yang sempurna dan probabilitas suatu
kejadian tidak diketahui.
***
Keputusan dalam kondisi beresiko terjadi apabila suatu keputusan
tidak mempunyai informasi yang sempurna, namun mempunyai kemungkinan
atau probabilitas suatu peristiwa akan terjadi.
Keputusan dalam kondisi konflik yaitu keputusan dimana terdapat dua
atau lebih kepentingan.
***
Terhadap kepentingan tertentu memiliki skala
prioritas, sehingga keputusan dapat diterima oleh semua pihak. Setiap
keputusan dalam statistika mempunyai elemen yang terdiri dari :
a) tindakan atau alternatif yang tersedia
b)
state of nature yaitu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dihindati atau dikendalikan oleh pengambil keputusan
c) hasil atau
payoff dari setiap alternatif keputusan
***
Pilihan atau alternatif adalah membuat setiap keputusan mempunyai minimal dua atau lebih peristiwa atau kejadian.State of nature mengambarkan suatu keadaan atau kondisi di luar
kendali dari pengambil kebijakan.
***
Kondisi demikian terjadi karena
kondisi yang dijadikan dasar pada saat pengambilan keputusan, sudah
berubah akibat dari kejadian yang luar biasa.
***
Hasil atau payoff yaitu kombinasi hasil dari setiap alternatif dan
kondisi yang akan terjadi, misalnya pada saat memutuskan untuk
berinvestasi tanah, maka jika kondisi baik harga akan naik 20% dan
kondisi buruk bisa rugi.
***
Hubungan elemen-elemen dalam keputusan (peristiwa, tindakan dan hasil) menurut Lind (2002) adalah sebagai berikut :
– Peristiwa : Ketidakpastian berkenaan dengan kondisi
mendatang. Pengambil keputusan tidak mempunyai kendali terhadap kondisi
mendatang.
– Tindakan : Dua atau lebih alternatif dihadapi pengambil
keputusan. Pengambil keputusan harus mengevaluasi alternatif, memilih
alternatif dengan kriteria tertentu.
– Hasil : kondisi dimana terjadi sesuai dengan diinginkan
atau positif, tidak sesuai dengan yang diinginkan atau negatif dan atau
tidak terjadi perubahan atau tetap.
***
Dua kondisi pengambilan keputusan :
- Pengambilan keputusan Beresiko, memperhatikan:
a) nilai yang diharapkan (
expected value-EV). Nilai EV yang tinggi merupakan keputusan yang terbaik.
b) memperhatikan kehilangan kesempatan terbaik (
expected opportunity loss-EOL). Nilai dengan EOL terendah adalah keputusan yang terbaik.
c) memperhatikan informasi yang sempurna (
expected value of perfect informations-EVPI). EVPI memperhatikan faktor informasi yang sempurna sehingga dapat mengoptimalkan tingkat keuntungan.
- Pengambilan keputusan dalam Ketidakpastin, beberapa cara untuk mengambil keputusan diantaranya :
a) Kriteria Laplace yaitu memberikan probabilitas yang sama terhadap setiap kejadian.
b) Kriteria Maximin yaitu memilih peristiwa yang pesimis dan memilih alternatif yang terbaik.
c) Kriteria Maximax yaitu memilih peristiwa yang optimis dan memilih alternatif yang terbaik.
d) Kriteria Hurwicz yaitu membuat koefisien optimis yang mengukur
berapa keyakinan terhadap peristiwa optimis dan sebaliknya pesimis.
e) Kriteria Regret yaitu menentukan hasil dengan
opportunity loss, dan mencari nilai yang terendah dari regret maksimum.
***
Salah satu alat yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam teori
keputusan adalah “Diagram Pohon Keputusan / Decision Tree” yang berguna
untuk menyusun beberapa alternatif dengan hasil bersyarat (
conditonal payoff), keputusan yang terbaik adalah dengan nilai EV yang tertinggi.
- Pak Darwin adalah seorang manager keuangan PT.Arta. Pekerjaan pada divisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestassikan serta mengolah keuangan pada PT Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus menghitung dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan secara cermat.
STUDI KASUS
Banyak organisasi memperkenalkan strategi manajemen talenta dengan
menempelkannya pada struktur yang sudah ada dalam organisasi. Studi
kasus ini menggambarkan suatu pendekatan di mana strategi manajemen
talenta menjadi bagian integral dari struktur organisasi dan menjadi
basis bagi pengembangan strateginya.
Dalam kasus ini perusahaan menginginkan secepatnya karyawan
bertanggung jawab memberi laba nyata bagi perusahaan. Apabila berhasil,
setelah kemampuan karyawan berkembang, perusahaan memberi tanggung jawab
yang lebih besar lagi. Falsafah pengembangan tanggung jawab ini
digabungkan dengan konsep yang disebut sebagai “
fully burdened profit center”.
Dalam konsep ini,
profit center menanggung biaya langsung plus biaya
overhead korporat yang dialokasikan kepada
profit center tersebut. Biaya
overhead tersebut, bersama dengan pendapatan yang dihasilkan masing-masing
profit center, digunakan untuk menghitung posisi laba rugi bulanan. Hasil kumulatif
profit center dalam suatu divisi menghasilkan laba rugi divisi dan kumulatif laba rugi divisi menghasilkan laba rugi Grup.
***
Strategi yang diambil perusahaan adalah merekrut karyawan lulusan
pendidikan S1 untuk memberi tenaga baru dengan kapasitas intelektual
yang diinginkan.
Tahun pertama bagi karyawan baru adalah mengikuti kombinasi pelatihan teknis dengan mendapatkan pengalaman di lapangan di
profit center. Pada awal tahun, masing-masing
profit center mengidentifikasi lulusan S1 yang dibutuhkan, dengan menanggung biaya perekrutan dan pelatihan.
Program perekrutan karyawan baru dikelola oleh Departemen SDM Grup,
yang juga memonitor perkembangan karyawan yang direkrut sejak awal
tahun. Salah satu sasaran dari proses ini adalah mengidentifikasi pola
dan tren yang akan membantu memastikan proses seleksi awal dapat
mengidentifikasi karakteristik karyawan yang baru direkrut yang membuat
kemajuan terbaik dari segi pengembangan karier.
Bagi mereka yang sudah berada dalam perusahaan yang telah lolos
program pelatihan, proses pengembangan karier membawa mereka melewati
serangkaian peningkatan level tanggung jawab untuk mencapai hasil
tertentu. Inilah strategi manajemen talenta instrinsik yang diperkuat
dengan budaya perusahaan. Ketika seorang karyawan berhasil menunjukkan
kemampuan untuk menjalankan suatu level tanggung jawab tertentu –
misalnya sebagai pemimpin tim atau manajemen proyek – mereka berhak
untuk menerima peran dengan lingkup tanggung jawab yang lebih besar dan
lebih luas.
Mereka menjadi sangat akrab dengan perencanaan keuangan dan pemodelan
laba karena mereka juga menjadi bagian dari proses perencanaan anggaran
tahunan.
Pada tahap tertentu dalam karier mereka maju ke hadapan panel
promosi. Salah satu sasaran panel ini adalah untuk memastikan bahwa
karyawan berkinerja tinggi di divisi-divisi tidak akan terlewat untuk
mendapat kesempatan memegang peran eksekutif pada bagian lain yang perlu
diisi.
Sumber :
- http://andihm.weblog.esaunggul.ac.id/2014/04/04/teori-keputusan/
- https://i-kuliah.blogspot.co.id/2016/03/tipe-keputusan-manajemen.html
- https://ghinaislamiah.wordpress.com/2015/01/01/studi-kasus-manajemen-organisasi/
- https://www.scribd.com/document/346178889/contoh-kasus-pengambilan-keputusan-docx